Selasa, 05 Februari 2013

Ajengan Khas Bali


Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dengan ciri khasnya tersendiri, salah satunya adalah makanan tradisional. Di Bali terdapat berbagai macam jenis makanan tradisional, dimulai dari dari jajan tradisional sampai dengan makanan khas Bali serta minuman khas bali.

Jaje Bali (jajan Bali) :


 Godoh (Pisang Goreng)

 Pisang Rai 

Jaje Bantal 

Laklak 

Jaje Injin (terbuat dari ketan hitam)


 Apem

 Sumping (nagasari)

Cerorot

Jaje Uli (berasal dari ketan putih yang di tumbuk)


Makanan khas Bali :

Jukut Ares (terbuat dari batang pisang muda)

Jukut Gonde

Ayam Betutu

Lawar Putih

Lawar Merah (dicampur dengan darah)


Serombotan

Sate Lilit

Tipat Cantok 

Minuman khas Bali :

Es Daluman


Ada juga rujak Bali, perbedaan rujak ini terletak dari bumbu yang digunakannya...

Rujak 
(di Bali terdapat rujak cuka, gula, dan kuah pindang)





Gamelan Bali

Bali adalah pulau dengan banyak keindahan didalamnya, salah satunya adalah musik. Musik tradisional Bali dimaninkan dengan alat musik gamelan. Salah satu jenisnya adalah Gamelan Beleganjur. Gamelan Beleganjur adalah gamelan yang dimainkan sambil berjalan dan memiliki instrumen yang tak terlalu banyak jumlahnya. Beleganjur biasanya digunakan untuk mengiri acara Melasti, Mepeed, Ogoh-Ogoh dan lain-lain.

Berikut adalah jenis instrumen pada Gamelan Beleganjur :


Kendang


Gong

Suling


Ceng-ceng


Kempli 


Kajar
(pada dasarnya Kajar dan Kempli adalah sama, akan tetapi mereka dimainkan dengan cara yang berbeda)


















Reong 
(pada Reong ini, bagian-bagiannya dibawa secara terpisah untuk mempermudah membawanya saat dimainkan sambil berjalan dan menjadi -salah satunya- Keponggang)



Sumber : http://madekembar.wordpress.com/category/bali_ku/gamelan-bali/



Sabtu, 02 Februari 2013

Upacara Perang Pandan

Upacara Perang Pandan atau disebut juga Mekare-kare adalah upacara persembahan yang dilakukan untuk menghrormati Dewa Indra (dewa perang) dan para leluhur. Kegiatan Ritual ini diadakan tiap tahun bulan Juni sasih ke lima selama 2 hari di Desa Tenganan.



Menurut cerita, zaman dahulu kawasan Tenganan dan sekitarnya di perintah oleh seorang raja bernama Maya Denawa yagn alm dan kejam, bhakan menjadikan dirinya sebagai Tuhan dan melarang orang Bali melakukan ritual keagamaan, mendengar itu para dewa di surga pun murka, lalu para dewa mengutus Dewa Indra untuk menyadarkan atau membinasakan Maya Denawa, dengan cara mengangkat Dewa Indra sebagai panglima perang atau pemimpim pertempuran. Melalui pertempuran sengit dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit, akhir nya Maya Denawa dapat kalahkan.

Dan menurut sejarahnya, Tenganan adalah hadiah dari Dewa Indra pada wong peneges, leluhur desa Tenganan. Dan akhirnya Umat Hindu Bali di sana meyakini bahwa Dewa Indra daldah dewa dari segala dewa, berbeda dari umat-umat Hindu Bali pada umumnya.



Ritual ini dimulai jam 2 sore didepan balai pertemuan yang ada di halaman desa, semua warga menggunakan pakaian adat Tenganan (kain tenin Peringsingan), untuk pria kamen, selendang (saput), udeng dan bertelanjang dada. Diawali ritual upacara mengilingi desa utnuk memohon keselamatan, lalu diadakan ritual minum tuak yang ditungkan ke daun pisang sebagai gelas. 




Saat upacara akan dimulai, Mangku Widia pemimpin adat di Desa Tenganan memberi aba-aba degan suaranya, lalu dua pemuda bersiap-siap. Mereka berhadapan dengan sikat daun pandan di tangan kanan dan perisai yang terbuat dari anyman rotan di tangan kiri. Pandan yang digunakan adalah pandan berduri yang diikat menjadi satu bentuk gada. Setelah ada aba-aba mereka mulai menyerang dengan cara merangkul lalu menggeret dengan daun pandan kepada lawannya. Karena itu ritual ini disebut pula megeret pandan. 

Perang tersebut berlangsung ± 1 menit. Seusai upacara tersebut semua luka gores diobati dengan ramuan tradisional berbahan kunyit yang konon sangat ampuh menyembuhkan luka dan ditutup dengan bersembahyangan di pura di lengkapi dengan Tari Rejang. 



Sumber : http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-perang-pandan